Kamis, 07 Oktober 2010

Pengalaman menjadi Anggota Koperasi

Pengalaman Menjadi Anggota Koperasi Sekolah
Saat saya duduk di bangku SMP saya pernah menjadi anggota koperasi sekolah. Koperasi sekolah saya bergerak di bidang toko siswa yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan bagi siswa-siswinya seperti alat tulis, buku pelajaran, seragam, topi, dan dasi. Koperasi sekolah tersebut terletak di depan ruang tata usaha, sehingga mudah diawasi oleh guru pembimbing.
Sebagai pengurus koperasi saya diberi jadwal bergilir untuk menjaga koperasi setiap harinya, agar tidak mengganggu jam pelajaran sekolah. Dan biasanya yang dipilih menjadi pengurus adalah siswa kelas 1 dan kelas 2 yang jujur dan berprestasi.
Tujuan dari koperasi sekolah saya ini untuk mengembangkan rasa tanggungjawab siswa serta meningkatkan rasa kerjasama antarsiswa. Untuk itu dibuat ketetapan bahwa setiap penjualan yang terjadi harus dicatat dalam buku penjualan koperasi, kemudian dilaporkan kepada guru pembimbing. Dan apabila ada masalah dalam pelaporan tersebut akan segera diadakan rapat anggota untuk membahasnya dan mencari solusinya.
Untuk dana koperasi sekolah saya diperoleh dari iuran wajib yang dipungut setiap bulan dan besarnya jumlah iuran sesuai dengan kesepakatan bersama. Apabila dana koperasi sekolah saya mengalami kekurangan biasanya akan ada bantuan dari persatuan orangtua murid yang ikut mendukung pelaksanaan kegiatan koperasi.
Pada akhir tahun SHU akan dibagikan kepada anggota koperasi ataupun digunakan untuk pengembangan koperasi. Itu semua tergantung kesepakatan yang telah ditentukan bersama dalam rapat anggota sebelumnya.Menurut saya kegiatan menjadi anggota koperasi sekolah ini sangat bermanfaat, karena dapat memberikan pelajaran baru kepada kita bagaimana mengelola suatu usaha sejak dini. Akan tetapi koperasi sekolah saya ini masih jauh dari kata sempurna disebabkan adanya beberapa hambatan baik dari dalam maupun dari luar koperasi seperti: minimnya dana yang dimiliki koperasi, kurangnya pengetahuan mengelola koperasi, kurangnya antusiasme dari siswa lainnya, dan minimnya motivasi dari orangtua siswa.
Untuk itu menurut saya diperlukan perhatian khusus dari siswa yang bersangkutan, guru-guru maupun orangtua masing-masing siswa. Agar diperoleh solusi untuk memperbaiki kinerja koperasi sekolah tersebut.