Minggu, 27 November 2011

TUGAS SOFTSKILL KE-2 BAHASA INDONESIA

Pengertian Deduktif dan contoh-contoh kalimatnya


Pengertian Deduksi
Kata deduksi berasal dari kata Latin deducere (de yang berarti ‘dari’, dan kata deducere yang berarti ‘menghantar’,’memimpin’).

Pemikiran Deduktif
Pemikiran deduksi merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.

1. Menarik Simpulan secara Langsung
Simpulan (konklusi) secara langsung ditarik dari satu premis. Sebaliknya, konklusi yang ditarik dari dua premis disebut simpulan tak langsung.

1. Semua S adalah P (Premis)
Sebagian P adalah S ( Simpulan)
Contoh :
a. Semua paramecium bersel satu. (Premis)
Sebagian yang bersel satu adalah paramecium. (Simpulan)

b. Semua mobil beroda empat. (Premis)
Sebagian yang beroda empat adalah mobil. (Simpulan)

c. Semua garam rasanya asin. (Premis)
Sebagian yang asin adalah garam. (Simpulan)

2. Tidak satu pun S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun P adalah S. (Simpulan)
Contoh :
a. Tidak sebuah televisi pun adalah radio. (Premis)
Tidak sebuah radio pun adalah televisi. (Simpulan)

b. Tidak seekor ayam pun adalah tikus. (Premis)
Tidak seekor tikus pun adalah ayam. (Simpulan)

c. Tidak sebuah mobil pun adalah motor. (Premis)
Tidak sebuah motor pun adalah mobil. (Simpulan)

3. Semua S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (Simpulan)
Contoh :
a. Semua cobra adalah ular berbisa. (Premis)
Tidak satu pun cobra adalah ular tidak berbisa. (Simpulan)

b. Semua mobil adalah kendaraan beroda empat. (Premis)
Tidak satu pun mobil adalah kendataan tidak beroda empat. (Simpulan)

c. Semua paramecium adalah hewan bersel satu. (Premis)
Tidak satu pun paramecium adalah hewan tidak bersel satu. (Simpulan)

4. Tidak satu pun S adalah P. (Premis)
Semua S adalah tak-P. (Simpulan)
Contoh :
a. Tidak satu pun mawar adalah melati. (Premis)
Semua mawar adalah bukan melati. (Simpulan)

b. Tidak satu pun bebek adalah kodok. (Premis)
Semua bebek adalah bukan kodok. (Simpulan)

c. Tidak satu pun tumbuhan adalah hewan. (Premis)
Semua tumbuhan adalah bukan hewan. (Simpulan)

5. Semua S adalah P. (Premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (Simpulan)
Tidak satu pun tak-P adalah S. (Simpulan)
Contoh :
a. Semua burung adalah bersayap. (Premis)
Tidak satu pun burung adalah tak bersayap. (Simpulan)
Tidak satu pun yang tak bersayap adalah burung. (Simpulan)

b. Semua rumah adalah beratap. (Premis)
Tidak satu pun rumah adalah tak beratap. (Simpulan)
Tidak satu pun yang tak beratap adalah rumah. (Simpulan)

c. Semua makhluk hidup adalah bernafas. (Premis)
Tidak satu pun makhluk hidup adalah tak bernafas. (Simpulan)
Tidak satu pun yang tak bernafas adalah makhluk hidup. (Simpulan)

2. Menarik Simpulan secara Tidak Langsung
• Silogisme Katergorial
Dalam ketiga proposisi itu harus ada tiga term, yaitu term mayor (term predikat dari konklusi), term minor (term subyek dari konklusi), dan term tengah (menghubungkan premis mayor dan premis minor).
Contoh :

a) Semua pahlawan adalah orang dewasa
Beberapa prajurit adalah pahlawan
Jadi, beberapa prajurit adalah orang berjasa


b) Semua ikan adalah binatang yang hidup dalam air
Semua lele adalah ikan
Jadi, semua lele adalah binatang yang hidup dalam air

• Silogisme Hipotesis
Silogisme hipotetis atau silogisme pengandaian adalah semacam pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese.
Premis mayornya mengandung pernyataan yang bersifat hipotetis.
Rumus proposisi mayor dari silogisme:
Jika P, maka Q
Contoh :
a) Jika Nawang terserang demam berdarah
Maka ia mengalami panas tinggi
Ternyata Nawang terserang demam berdarah
Jadi, ia mengalami panas tinggi

b) Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal
Hujan tidak turun
Konklusi: Sebab itu panen akan gagal

• Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif atau silogisme disjungtif:
proporsi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung kemungkinan atau pilihan.
Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya.
Konklusi tergantung dari premis minornya.
Contoh :
a) Saya akan sholat ke masjid atau dirumah
Saya sholat ke masjid
Jadi saya tidak akan sholat di rumah

b) Pak Budi adalah seorang pilot atau masinis
Pak Budi seorang pilot
Jadi bukan masini

• Entimen
Enthymeme, enthymema (Yunani) berasal dari kata kerja enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan
Contoh :

a) Mahasiswa yang pandai tidak pernah mencontek pada saat ujian
Natalie adalah mahasiswa yang pandai
Natalie tidak pernah mencontek saat ujian
Natalie tidak pernah mencontek saat ujian, sebab ia mahasiswa yang pandai

b) Siapa saja yang dipilih mengikuti pertandingan Thomas Cup adalah seorang pemain kawakan.
Taufik Hidayat terpilih mengikuti pertandingan Thomas Cup.
Sebab it Taufik Hidayat adalah seorang pemain (bulu tangkis kawakan).

3. Rantai Deduksi
Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.

 Semua coklat manis rasanya
Sebagian yang manis rasanya adalah coklat
Jika stres saya makan coklat
Karena coklat dapat menghilangkan stres
Saya tidak pernah menolak diberi coklat
Karena saya memang sangat suka coklat
 Laras tidak suka buah nanas
Karena nanas asam rasanya
Laras diberi buah nanas
Jadi Laras tidak memakannya

Nama : Lita Anggailina
NPM : 24209647
Kelas : 3eb05